Dekorasi Wedding Adat Jawa: Filosofi di Balik Setiap Detail

![]() |
dekorasi wedding adat jawa |
Filosofi di balik setiap detail dekorasi pernikahan adat
Jawa memberikan sentuhan yang lebih mendalam, menjadikan acara pernikahan tidak
hanya sebuah perayaan, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual dan emosional.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai filosofi yang
terkandung dalam dekorasi wedding adat Jawa, dari elemen-elemen seperti
pelaminan, janur kunir, bunga, hingga warna yang digunakan.
1. Pelaminan: Simbol Kehidupan Baru
Pelaminan dalam pernikahan adat Jawa bukan hanya sekadar
tempat pengantin duduk, tetapi juga merupakan simbol kehidupan baru yang akan
dijalani bersama. Pelaminan biasanya dihias dengan geboyok (tirai
besar), yang tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga
memiliki makna spiritual yang kuat. Geboyok yang terbuat dari ukiran kayu
dengan motif khas Jawa ini melambangkan kebersamaan dalam kehidupan rumah
tangga. Ukiran yang terperinci menggambarkan perjalanan hidup yang penuh dengan
tantangan, namun dengan kesabaran dan kerja sama, pasangan pengantin dapat
menghadapinya bersama.
Selain itu, pelaminan yang dihias dengan bunga-bunga segar,
seperti melati, juga memiliki makna mendalam. Bunga melati adalah simbol
kesucian dan kemurnian, yang diharapkan menjadi dasar dari hubungan suami
istri. Pelaminan ini adalah tempat yang melambangkan komitmen dan janji
pasangan untuk menjaga kesucian hubungan mereka selama-lamanya.
2. Janur Kuning: Simbol Keberkahan dan Kemakmuran
Salah satu elemen paling ikonik dalam dekorasi pernikahan
adat Jawa adalah janur kunir. Janur kunir adalah daun kelapa muda yang
berwarna kuning, yang sering kali digantung di sekitar pelaminan atau
diletakkan di pintu masuk resepsi. Janur kunir tidak hanya memiliki nilai
estetika, tetapi juga sarat dengan makna. Warna kuning pada janur melambangkan
keberkahan, kesejahteraan, dan kebahagiaan yang akan datang kepada pasangan
yang baru menikah.
Selain itu, janur kunir juga digunakan untuk menghias gapura
atau pintu gerbang menuju area pernikahan sebagai tanda selamat datang bagi
tamu yang datang. Bagi masyarakat Jawa, janur kunir juga melambangkan
perlindungan dan keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga. Ketika pasangan
pengantin melangkah di bawah janur kunir, mereka diharapkan selalu dilimpahi
berkah dan kemakmuran.
3. Bunga Rampai: Simbol Kesucian dan Keabadian
Bunga rampai adalah bagian integral dari dekorasi pernikahan
adat Jawa. Bunga-bunga segar yang digunakan dalam dekorasi ini bukan hanya
untuk keindahan visual, tetapi juga memiliki makna mendalam. Bunga melati,
misalnya, adalah simbol dari kesucian dan cinta yang abadi. Oleh karena itu,
bunga melati sering kali digunakan untuk menghiasi pelaminan dan tempat akad
nikah.
Selain bunga melati, bunga mawar juga banyak
digunakan dalam pernikahan adat Jawa. Bunga mawar melambangkan cinta,
keindahan, dan kedamaian. Dalam konteks pernikahan, bunga mawar menjadi simbol
kasih sayang yang mendalam antara pasangan suami istri, yang diharapkan akan
terus berkembang sepanjang hidup mereka.
Penggunaan bunga-bunga segar ini tidak hanya memberikan
keharuman yang menyegarkan, tetapi juga membawa pesan tentang kehidupan yang
penuh dengan cinta, kesucian, dan harapan yang baik.
4. Warna: Filosofi Kehidupan yang Harmonis
Warna dalam pernikahan adat Jawa bukan hanya untuk tujuan
dekoratif, tetapi juga sarat dengan makna simbolis. Setiap warna yang digunakan
dalam dekorasi memiliki filosofi tersendiri yang berkaitan dengan kehidupan
pernikahan. Emas dan putih adalah dua warna yang sangat dominan
dalam pernikahan adat Jawa.
Emas melambangkan kemakmuran, kekayaan, dan
keberuntungan. Warna emas yang digunakan pada dekorasi pernikahan Jawa
diharapkan membawa kesejahteraan bagi pasangan yang baru menikah. Sementara
itu, warna putih melambangkan kesucian, kemurnian, dan kedamaian. Warna
putih sering digunakan pada pelaminan dan bunga-bunga untuk menciptakan suasana
yang suci dan penuh kedamaian.
Warna merah juga memiliki makna penting dalam
pernikahan adat Jawa. Merah adalah simbol kehidupan, semangat, dan keberanian.
Oleh karena itu, warna merah sering kali digunakan untuk mempercantik dekorasi
pernikahan, terutama pada janur kunir dan pakaian pengantin.
Warna merah diharapkan membawa energi positif dan kebahagiaan bagi pasangan
yang baru menikah.
![]() |
dekorasi wedding adat jawa |
5. Keris: Simbol Kekuatan dan Perlindungan
Keris adalah senjata tradisional Jawa yang sering digunakan
dalam pernikahan adat Jawa sebagai simbol kekuatan, perlindungan, dan
keberanian. Dalam dekorasi pernikahan, keris biasanya diletakkan di dekat
pelaminan atau meja akad nikah sebagai tanda bahwa pasangan pengantin akan
selalu dilindungi dan diberkahi dengan kekuatan untuk menjalani kehidupan
bersama.
Keris juga melambangkan kesetiaan dan keberanian untuk
menghadapai segala tantangan dalam kehidupan rumah tangga. Penggunaan keris
dalam dekorasi pernikahan adat Jawa membawa pesan bahwa pernikahan yang baik
tidak hanya membutuhkan cinta, tetapi juga kekuatan untuk bertahan melalui
segala ujian kehidupan.
6. Musik Gamelan: Menciptakan Suasana Sakral
Musik gamelan adalah salah satu elemen yang tak terpisahkan
dari pernikahan adat Jawa. Musik gamelan yang dimainkan selama prosesi
pernikahan memberikan suasana sakral dan khidmat. Melodi gamelan yang lembut
dan merdu sering menjadi latar belakang yang menambah kesan sakral dalam
upacara pernikahan, menciptakan suasana yang penuh kedamaian dan keberkahan.
Di beberapa pernikahan adat Jawa, musik gamelan tidak hanya
dimainkan saat upacara akad nikah, tetapi juga selama resepsi. Suara gamelan
yang mengalun memberikan nuansa tradisional yang kuat, mengingatkan setiap
orang akan keindahan budaya Jawa yang penuh makna.
7. Pakaian Pengantin: Simbol Kehormatan dan Keanggunan
Pakaian pengantin adat Jawa memiliki makna yang sangat
dalam. Kebaya dan beskap yang dikenakan oleh pengantin wanita dan
pria adalah simbol dari kehormatan dan keanggunan. Setiap pakaian pengantin
Jawa dirancang dengan penuh perhitungan, mulai dari warna hingga aksesoris yang
digunakan, karena setiap elemen tersebut memiliki filosofi tersendiri.
Pakaian pengantin Jawa dengan busana yang terbuat dari
bahan-bahan mewah melambangkan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi dalam
masyarakat. Setiap detail pakaian, seperti kebaya yang dihias dengan kembang
setaman, menggambarkan keanggunan dan keindahan dalam pernikahan, yang
diharapkan akan melestarikan budaya serta keharmonisan dalam kehidupan rumah
tangga.
![]() |
dekorasi wedding adat jawa |
Dekorasi pernikahan adat Jawa bukan hanya sekadar hiasan, tetapi setiap elemen yang digunakan memiliki filosofi yang mendalam. Dari pelaminan yang melambangkan kehidupan baru, janur kunir yang membawa berkah, hingga bunga-bunga yang mewakili kesucian, semua elemen tersebut bekerja bersama untuk menciptakan suasana yang sakral dan penuh makna. Dengan memahami filosofi di balik setiap detail dekorasi, pasangan pengantin dan tamu undangan dapat lebih merasakan kedalaman makna dari setiap elemen yang ada.
Melalui dekorasi yang indah dan penuh filosofi, pernikahan
adat Jawa memberikan pesan bahwa pernikahan bukan hanya soal ikatan antara dua
individu, tetapi juga tentang perjalanan spiritual dan emosional yang akan
dijalani bersama dalam kehidupan yang penuh dengan cinta, harapan, dan
keberkahan.